Perubahan Konsentrasi Biomassa, Kadar Asam Sianida (HCN), pH dan Tampilan Sensori dari Koro Pedang Selama Proses Fermentasi 4 Hari

Felia Wahono, Setya Budi Muhammad Abduh, Nurwantoro Nurwantoro

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan biomassa, kadar asam sianida, pH, tekstur objektif dan tampilan sensori koro pedang yang difermentasi dengan jumlah inokulum yang berbeda selama 4 hari. Koro pedang kering, direndam dalam air selama 2 hari kemudian dikukus selama 30 menit sebelum ditambahkan inokulum berupa ragi tempe yang telah diketahui kepadatan selnya, sebanyak 1%, 2% dan 3% (b/b). Koro kemudian dibungkus dengan plastik yang telah dilubangi sekitar 10% dari luas areanya. Koro lalu diinkubasi selama 4 hari pada suhu 27 °C. Setiap 24 jam, mutu koro pedang diamati. Biomassa ditentukan secara TPC (Total Plate Count), kadar asam sianida ditentukan secara spektrofotometri, dan tampilan sensori dilakukan secara sensori. Selama fermentasi hingga 4 hari, koro pedang dengan inokulum 1%, biomassanya semakin banyak, asam sianidanya semakin rendah, pH-nya semakin rendah, tampilannya semakin kompak dan berwarna putih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi inokulum 1% menghasilkan pola fermentasi yang konsisten dan mudah dipahami sesuai teori dengan mutu pada hari ke-4 yang masih dapat diterima. Penurunan kadar asam sianida yang terjadi mengindikasikannya sebagai efek dari dihasilkannya produk metabolit primer.

 

This study was purposed observe the changes in some paramaters i.e. biomass, concentration of cyanide acid (HCN), pH, and sensory characteristic of Canavalia ensiformis during fermentation for four days. An amount of sun-dried Canavalia ensiformis were soaked in water for 2 days and then steamed for 30 minutes prior to addition of inoculum in 1%, 2% and 3% (w/w). Samples then were wrapped in 10%-hollowed transparetnt plastic bags and incubated for 4 days at 27°C. Every 24 hours, the quality of the fermented Canavalia ensiformis were observed. Biomass concentration was determined by mean of TPC (Total Plate Count), cyanide acid was determined by mean of spectrophotometry, whereas the visual appearance was determined by sensory assessment. During fermentation, Canavalia ensiformis with 1% inoculum resulted in a lowering concentration of cyanide, lowering concentration of biomass, lowering in pH, and more compact and white visual appearance. The results indicated that 1% inoculum yielded a consistent pattern in fermentation and easily understood in accordance with some theories. It also resulted in an acceptable final product. The lowering concentration in cyanid indicated that it was influenced by the production of primary metabolites.



Keywords


biomassa, kadar asam sianida, pH, tampilan visual

Full Text:

PDF

References


Amang, B., 1993. Ekonomi Perberasan, Jagung dan Minyak Sawit di Indonesia, PT Dharma Karsa Utama, Jakarta

Apriyantono, A., dan D. Fardiaz. 1989. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Insitut Pertanian Bogor, Bandung.

Ariani, S.R.D. 2003. Pembuatan keju kedelai yang mengandung senyawa faktor hasil biokonversi isoflavon pada tahu oleh Rhizopus oligosporus. BioSmart 5(1) : 8-12.

Cahyadi, W. 2006. Kedelai Khasiat dan Teknologi. Bumi Aksara, Bandung.

Ekanayake, S. 2006. Canavanine content in swordbeans (Canavalia gladiata) : analyis and effect of processing. Department of Biochemistry, Faculty of Medical Sciences, University of Sri Jayewardenepura, Nugegoda. Srilanka.

Handayani, S. 2001. Indigenous mucuna tempe as functional food. Department of Agriculture, University of Sebelas Maret. Surakarta.

Kobawila SK, Louembe, Keleke, Hounhouigan J, and Gamba C. 2005. Reduction of the cyanide content during fermentation of cassava roots and leaves to produce bikedi and ntoba mbodi, two food products from Congo. Academic J. 4(7): 689-696.

Larmond, E. 1987. Laboratory Methods For Sensory Analysis of Food. Canada: Department Agriculture

Pelczar, M., and J. Chan. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press, Jakarta.

Richard, D.M., and Dale W.G.. 1984. Germination of Rhizopus oligosporus Sporangispore. App and Environt Microbio. 48(6): 1067-1071.

Rosenthal, A.J. 1999. Food Texture Measurement and Perception. An Aspen Publication. Gaithersburg, Maryland.

Samson, R.A., J.A. Van Kooij, and E.S. De Boer. 1987. Microbiological quality of commercial tempeh in nederlands. J. Food Protect. 50 (2) : 92-94.

Sarwono, B. 2000. Membuat Tempe dan Oncom. Penebar Swadaya, Jakarta.

Setyaningsih, D., A. Apriyantono, dan Sari. 2010. Analisis Sensori untuk Industri Pangan dan Argo. Bogor: IPB Press.

Sudarmadji, S., B. Haryono, dan Suhardi. 1997. Prosedur Analisis untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty: Yogyakarta.

Sulchan, M dan E. Nur. 2007. Nilai Gizi dan Komposisi Asam Amino Tempe Gembus serta Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Tikus. Maj Kedokt Indon 57(3).

Tope, A.K. 2014. Effect of fermentation on nutrient composition and anti-nutrient contents of ground Lima bean seeds fermented with Aspergillus fumigatus, Rhizopus stolonifer and Saccharomyces cerevisiae. Intern J of Advanced Research. 2(7) : 1208-1215




DOI: http://dx.doi.org/10.17728/jatp.194

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




web
analytics View My Stats